Selasa, 03 Desember 2019

Photo by Yusti Qomah
Berbagai postingan di media sosial tentang ayah memutarkan kembali memori lama di saat masih tinggal di bawah atap yang sama. Pada sesosok panutan yang kupanggil aba. Ada segerombolan kisah yang memanggil dari kejauhan, menelusupkan rindu. Berat, menahan ingin bertemu.

Dengan keseharian yang diatur oleh waktu, masa kecilku hanya disisihkan jatah satu jam untuk bercengkerama dengan sahabat sebaya di sore hari. Berbeda dengan teman-teman kebanyakan, tidak ada yang berani memanggilku ke rumah meski hanya untuk panggilan bermain. Alhasil, aku kerap membuntuti aba ke sana kemari dengan motor merah putih kebanggaannya. Saat mesin motor dihidupkan, kakiku langsung merespon untuk berlari, mendarat manis di boncengan belakang. Siap melaju, menggenggam erat pinggiran kaos aba. Entah keikutsertaanku malah mengganggu pekerjaannya atau tidak, aku hanya bosan di rumah.

Pun dengan diriku yang sudah beranjak dewasa sekarang, kesigapanku dalam merespon mesin motor aba yang dinyalakan saat ingin pergi ke suatu tempat tidak berubah. Walapun tidak lagi seperti masa kecil dulu, selalu turut serta ke mana saja. Tapi tetap saja, sisi merepotkanku belum hilang. Aba tetap kuandalkan ketika berpergian ke tempat-tempat tertentu.

Aba bukan sosok yang rela menguras dompet untuk membelikanku berbagai barang baru. Untuk sebuah buku pun butuh berjam-jam sampai jatuh ke tanganku, tentu disertai jurus jitu dari putri kecilmu. Ibuku bilang, itu hanya pelit versi tersirat. Beliau juga tergolong cuek untuk menjadi pendengar kisahku. Tapi hal itu tidak menyurutkan rasa sayangku. Nasihat-nasihat yang lekat di pikiran, yang aba petuahkan, kian menambah keinginan untuk bersua, segera. Aku tetaplah putri kecilmu yang dulu. Semoga tetap, selalu.

#30DWC
#30DWCJilid15
#Day23

1 komentar:

  1. Agik inget kek muka aba, pas jenguk yusti di asrama pondok dan sampe sekarang ku agik inget meski lom ketemu agik. Sehat selalu aba :)

    BalasHapus

Usai dibaca, komen juga

haa hiya dzih

Foto saya
Penulis yang merupakan gadis kelahiran Bangka dan akrab disapa Yuqo ini memiliki nama lengkap Yusti Qomah. Inilah jurnal dari penulis dengan beribu mimpi, ditulis dalam segala kondisi.

Popular Posts

Recent Posts