Senin, 27 April 2020

Kesehatan adalah bagian terpenting dari kehidupan manusia. Baik sehat secara lahir mapun batin. Tidak perlu membahas masalah kesehatan yang besar. Cukup dari hal kecil saja, gigi dan mulut. Di usia kita sekarang, sudahkah kita menyikat gigi dengan benar? Sudahkah kita memperhatikan kesehatan mulut kita sebagaimana mestinya? Terlebih, di bulan Ramadhan, ini menjadi hal yang sangat penting. Tulisan ini muncul bukan karena fokus saya di bidang tersebut. Saya tertarik menuliskan bahasan mengenai gigi dan mulut setelah mengikuti diskusi online yang diadakan Kelas Online Inspirasi Muslimah (KOIM). Anggap saja ini sebagai insight dari diskusi tersebut.

Poster diskusi online yang diadakan KOIM
Angka penderita sakit gigi karena kurang tepat dalam perawatannya sangat tinggi. Mungkin karena masih jarang ditemukan akibat fatal dari sakit gigi. Tetapi tanpa kita sadari, penyakit pada gigi juga dapat menimbulkan gangguan serius lainnya. Contohnya pada gigi berlubang. Lubang yang dalam menghubungkan gigi dengan saraf dan pembuluh darah. Bakteri dari gigi pun akan masuk ke pembuluh darah, dan bisa berakhir di jantung dan pankreas. Walau bagaimanapun, rongga mulut merupakan gerbang penyakit. Semua makanan dan minuman masuk ke tubuh kita lewat rongga mulut.

Saya sendiri menemukan hal yang lucu tapi nyata. Ternyata selama dua puluh tahun lebih banyak hal keliru yang terbiasa dilakukan dalam merawat gigi dan mulut. Hal paling mendasar adalah menyikat gigi. Saya terbiasa membasahi mulut dan sikat gigi terlebih dahulu. Dan saya pikir ini terjadi pada hampir setiap orang. Dalam kondisi rongga mulut dan sikat gigi yang basah, fluoride yang terkandung dalam pasta gigi tidak akan berfungsi untuk mencegah gigi berlubang. Berkumur dilakukan setelah selesai menyikat gigi. 

Bentuk sikat gigi yang sering digunakan pun tidak tepat. Jika masih menggunakan sikat gigi dengan bentuk persegi dan bulu sikat yang keras, sebaiknya diganti kepala sikat gigi yang ujungnya bulat dan berbulu halus. Dengan menggunakan sikat gigi yang bentuk ujung sikatnya bulat, gigi-gigi di bagian belakang bisa tercapai oleh sikat gigi.

Contoh bentuk sikat gigi yang baik (Photo by Pixabay)
Bagi pengguna rutin obat kumur, sebetulnya tidak direkomendasikan jika kondisi gigi dan mulut baik-baik saja dalam arti masih bisa dibersihkan dengan menyikat gigi. Obat kumur digunakan ketika kita dalam kondisi tidak bisa menyikat gigi, seperti ada bagian rongga mulut yang terluka, sariawan, atau pasca pencabutan gigi. Untuk kondisi rongga mulut yang sehat, cukup dengan menggosok gigi sebanyak dua kali dalam sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur. Pada bulan Ramadhan, lakukan setelah sahur dan sebelum tidur. Alasan tidak direkomendasikannya menggunakan obat kumur terlalu sering adalah keringnya rongga mulut dan sedikitnya air liur yang keluar (xerostomia).

Photo by CNN Indonesia
Selain dari tahapan-tahapan di atas, menyikat gigi menghadap cermin juga penting agar kita tahu bagian gigi mana yang belum dibersihkan. Menyikat gigi tidak bisa hanya mengandalkan perasaan. Berkenaan dengan benar atau tidaknya cara menyikat gigi, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan hanya 2,3 persen penduduk Indonesia yang menyikat gigi dengan benar. Rata-rata mereka adalah dokter gigi atau tenaga kesehatan yang memahami masalah kesehatan gigi. Diperkirakan tiap orang di Indonesia memiliki empat sampai lima gigi yang rusak. Semoga kesadaran untuk merawat gigi dan mulut dengan benar meningkat.

Sekedar informasi, KOIM mengadakan diskusi rutin dengan tema yang beragam. Jika tertarik untuk bergabung bisa menghubungi narahubung yang tertera di poster diskusi di atas. Khusus muslimah, ya. Bridging yang pas, kan. Hehe.

4 komentar:

  1. Waktu baca artikel tentang gigi, pasti langsung spontan gerakin lidah untuk cek ada berapa gigi yang rusak hehe. Terima kasih informasinya, sangat membantu :)

    BalasHapus
  2. MasyaAllah. Terimakasih adek atas tulisannya. Menjadi pengingat untuk senantiasa merawat kesehatan gigi dan mulut

    BalasHapus
  3. Perlu diperbanyak lagi sosialisasi sikat gigi oleh pihak-pihak terkait kepada masyarakat. Sebab masih banyak masyarakat yang kurang tepat cara sikat gigi dan bahkan kesadaran sikat gigi 2 kali sehari pun masih rendah.

    BalasHapus
  4. Baca artikel nya jadi inget film Nusa. Disuruh rawat gigi biar tidak sakit gigi. Wah sangat membantu

    BalasHapus

Usai dibaca, komen juga

haa hiya dzih

Foto saya
Penulis yang merupakan gadis kelahiran Bangka dan akrab disapa Yuqo ini memiliki nama lengkap Yusti Qomah. Inilah jurnal dari penulis dengan beribu mimpi, ditulis dalam segala kondisi.

Popular Posts

Recent Posts