Sabtu, 13 Mei 2023

Frasa belajar seringkali terbatasi maknanya oleh bayangan dinding, meja, dan kursi kelas. Padahal, maknanya sangat luas. Proses belajar bisa terjadi tanpa mengenal waktu, tempat, dan usia. Bahkan bisa terjadi tanpa kita sadari. Waktu yang dihabiskan untuk bermain saat kecil, waktu yang dinikmati bersama kerabat di rumah, tentu memberikan bekas tidak hanya dalam bentuk ingatan, tetapi juga pelajaran. Mungkin, hal itu tidak kita sadari pada saat itu juga dan baru terpikirkan ketika waktu tersebut sudah berlalu.

Tidak hanya sewaktu bermain dan sewaktu bersenda gurau bersama kerabat, setiap usia yang dilalui dan tempat yang disinggahi merupakai bagian dari proses belajar. Kisah dan pembelajaran yang ditinggalkan pasti berbeda. Tinggal untuk melanjutkan pendidikan di Bogor adalah salah satu kesempatan yang sangat saya syukuri. Salah satu setting kisah tentang belajar yang sangat berkesan selama di Bogor adalah Primagama Darmaga.

Berawal dari tawaran teman kosan kala itu, saya coba menghubungi salah satu penanggung jawab Primagama. Responnya cukup mengagetkan, saya langsung ditawari untuk mengajar. Tentu saja saya heran dan saya nyatakan keheranan saya dengan menanyakan apakah tidak masalah saya langsung mengajar tanpa melewati tahap apa pun. Yaa, dipikiran saya akan ada tahapan seperti proses melamar kerja pada umumnya. Respon selanjutnya pun lebih mengagetkan sekaligus membuat saya takjub. Beliau menjelaskan dengan panjang kali lebar, pada intinya apapun yang sekarang lembaga itu lakukan adalah bagian dari ikhtiar untuk mengharapkan ridho Allah (kalau saya tidak salah ingat, kurang lebih begitu isi chatnya). Maa syaa Allah, Allah selalu mempertemukan saya dengan orang-orang dan lingkungan yang hebat.

Foto bersama pengurus, admin, dan beberapa tutor Primagama Darmaga

Beberapa hari setelah itu saya mulai belajar di Primagama, bertemu teman-teman baru. Saya lebih suka menyatakan apa yang saya lakukan di sana dengan kata belajar dan hubungan yang saya jalin saat di dalam kelas adalah hubungan antar teman. Alasan untuk hal yang pertama, sampai saat ini banyak sekali pembelajaran yang saya dapat. Alasan untuk hal yang kedua, hubungan antar teman saya rasa lebih efektif dibandingkan mempertahankan hubungan pengajar-pelajar dengan kesenjangan di antaranya.

Kelas yang berbeda sama dengan dunia yang berbeda. Ada kelas dengan suasana relatif aman damai sentosa, tanpa ada pertanyaan, ketika ditanya pun butuh waktu untuk menunggu jawaban. Ada kelas yang ketika baru melangkah masuk pun sudah terasa suasana keceriaannya. Memperhatikan teman-teman kecil di kelas yang berbeda dengan karakteristik yang juga berbeda adalah hal yang cukup mengesankan.

Dulu ketika saya seusia mereka, saya tidak mengikuti bimbingan belajar. Patut diacungi jempol saat melihat mereka yang jam belajar di sekolahnya lebih panjang ditambah lagi dengan jam belajar di Primagama setelahnya. Dalam kondisi yang seharusnya sudah cukup penat, mereka masih tetap semangat dan bisa fokus. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri, terkadang dengan khusyuknya ada yang menundukkan kepala dan ada yang menceritakan kepenatannya secara terang-terangan. Jadwal mereka benar-benar padat dalam satu hari. Sepulang sekolah mereka dijemput, kemudian ada yang sempat pulang ke rumah sejenak ada juga yang lanjut diantarkan ke Primagama. Terkadang pun, setelah selesai kelas yang satu, masih harus lanjut mengikuti kelas lainnya. Dari merekalah, saya belajar untuk terus menumbuhkan semangat terlepas apa pun yang sudah dilewati, belajar untuk menjalankan tanggung jawab sebagai bentuk konsekuensi atas profesi yang sudah dipilih.

Foto bersama kelas XII

Mendekati persiapan masuk perguruan tinggi, saya juga merasakan pengalaman di beberapa tempat baru, lembaga pendidikan dengan sistem boarding school yang lokasinya cukup jauh dari Primagama. Mendatangi daerah baru yang sebelumnya belum pernah dijajaki menambah luas jangkauan perjalanan. Tema-teman yang saya temui dan pembelajaran yang saya dapat pun berbeda dengan sebelumnya. Teman-teman di kelas jauh tidak pernah kehabisan semangat untuk memberikan respon selama kelas berlangsung. Apresiasi dalam bentuk respon yang mereka berikan selalu menghasilkan energi positif. Mereka menciptakan suasana belajar yang asyik, dengan tetap menjaga efektifitas kelas, diselingi cerita-cerita tentang impian dan keluhan. Dari merekalah, saya belajar bagaimana cara memantik diri agar lebih semangat lagi, bagaimana untuk terus menjaga energi positif.

Pernah suatu ketika, setelah keluar kelas salah seorang teman menghampiri saya dan mengeluhkan tentang kondisi lembaga sekolah yang menurutnya tidak terlalu tegas dalam menindaklanjuti perilaku pelajar yang bertentangan dengan peraturan sekolah. Penyebabnya adalah pelajar yang bersangkutan bisa dengan mudah melaporkan perlakuan yang didapat kepada pihak yang ia kenal dan punya kekuasaan. Keluhannya diakhiri dengan ungkapan kekecewaan. Waw! Disaat teman-temannya yang lain dengan penuh semangat membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan masa depan, ia malah memikirkan keresahan terhadap lingkungannya. Dari sini, saya belajar untuk lebih peduli dengan kondisi sosial di sekeliling saya.

Foto bersama kelas XII MIA 1 ikhwan (kelas jauh)

Foto bersama kelas XII IIS 1 ikhwan (kelas jauh)

Walaupun dari segi semangat teman-teman yang saya temui beberapa kilo meter dari Primaga ini lebih unggul, tetapi teman-teman yang datang langsung ke Primagama juga punya kelebihan lain. Ada satu orang yang cukup menarik perhatian saya karena ketekunannya. Selama kelas berlangsung, ia selalu fokus menyimak dan memahami materi. Dalam kondisi yang sudah lelah karena seharian energinya sudah terkuras di sekolah pun, antusiasmenya masih sangat tinggi. Ketika menemukan hal yang tidak dipahami, pertanyaan akan terus berlanjut sampai ia paham. Karena matematika identik dengan latihan menyelesaikan soal, stok soal yang ia punya tidak pernah habis. Kurang dari 24 jam sebelum tes SNBT pun, semangat untuk latihan mengerjakan soal masih menyala. Dari sini, saya belajar bahwa ketekunan dan konsistensi sangatlah penting dalam menjalankan aktivitas apa pun.

Foto bersama kelas XII gabungan (kelas jauh)

Terakhir, untuk teman-teman yang sedang berjuang dengan tes masuk perguruan tinggi, baik yang sudah selesai mengikuti tes atau pun belum.... Semoga Allah lancarkan semua prosesnya dan semoga Allah mudahkan perjalanan kalian untuk mencapai tujuan yang kalian inginkan. Semangat memasuki dunia perkuliahan dan selamat menikmati proses belajar! Terima kasih atas semua pembelajarannya!

Tulisan ini tidak ada maksud apa-apa, hanya membagikan cerita yang barangkali bisa dibaca kembali ketika sudah menua. Tidak ada maksud untuk mempromosikan lembaga bimbel ini, tapi kalau ada kerabat yang tertarik silakan datang langsung ke Primagama Darmaga. Hehee.

*Semua foto adalah dokumentasi pribadi

0 komentar:

Posting Komentar

Usai dibaca, komen juga

haa hiya dzih

Foto saya
Penulis yang merupakan gadis kelahiran Bangka dan akrab disapa Yuqo ini memiliki nama lengkap Yusti Qomah. Inilah jurnal dari penulis dengan beribu mimpi, ditulis dalam segala kondisi.

Popular Posts

Recent Posts