Selasa, 03 Desember 2019

Photo by Taman Buku Tintin

Perpustakaan identik dengan larangan berbicara ataupun mengeluarkan suara terlalu keras. Sama halnya dengan peraturan yang berlaku di perpustakaan yang sedang kami tempati berdua sekarang. Di salah satu pojokan bagian buku bahasa asing, kami duduk bersampingan dengan satu buah laptop seperangkat dengan casan, satu pena dan buku serta ponsel. Masih empat jam sebelum mendapat usiran halus dari penjaga perpus karena waktu berkunjung sudah habis.

Ruangan dengan bau khas tumpukan buku ini menjadi tempat kunjungan favorit kami dua minggu terakhir ini. Meskipun dengan tujuan selain membaca buku-buku usang tersebut. Membaca status di media sosial, membaca raut wajah orang-orang yang datang, sampai membaca pikiran dosen yang sedang dalam mood buruk tadi di kelas.

Kegiatan konyol berawal dari temanku yang mengakses internet tapi jaringan perpustakaan kurang mendukung. Alhasil ia malah menekan-nekan tombol spasi di keyboard, meloncat-loncatkan naga agar tidak tertusuk duri kaktus yang tak nyata. Bermain game di salah satu web browser. Aku yang mulai kehabisan ide untuk melakukan apa, juga turut serta membuka web browser tersebut. Ikut meloncat-loncatkan naga di dunia maya. Teknologi memang memudahkan, malah menjadikan suatu hal yang mustahil terjadi jika dipikirkan. Bayangkan saja jika di dunia nyata, dengan menekan suatu tombol orang-orang bisa membuat naga meloncat. Membayangkan naga muncul di kehudipan saja sudah membuatku bergidik.

Yang menarik perhatian mata-mata di sekeliling kami, suara naga yang meloncat-loncat ini disetel dengan level cukup tinggi. Terlebih, disuarakan dari dua sumber yang berbeda, menambah besar level keberisikan di perpus. Ah, masa bodoh. Tampaknya kami terlalu mengamalkan bakat seni yang disalurkan setelah membaca buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat.

#30DWC
#30DWCJilid15
#Day 24

*Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat bisa dibeli di Taman Buku Tintin, hanya Rp 72.000 saja (bridging yang pas sekali :v)

0 komentar:

Posting Komentar

Usai dibaca, komen juga

haa hiya dzih

Foto saya
Penulis yang merupakan gadis kelahiran Bangka dan akrab disapa Yuqo ini memiliki nama lengkap Yusti Qomah. Inilah jurnal dari penulis dengan beribu mimpi, ditulis dalam segala kondisi.

Popular Posts

Recent Posts