Kamis, 31 Oktober 2019

Dari berbagai bidang, keberlanjutan peradaban islam ada di pundak pemuda islam, pemuda yang dinamis, bermental optimis. Dengan kata lain pemuda adalah penerus para generasi sebelumnya agar eksistensi Islam tetap terjaga dari masa ke masa. Sedangkan menurut salah satu sumber milenial adalah kelompok demografi setelah generasi X. Generasi Y (Gen-Y), begitu sebutannya. Berdasarkan suatu penelitian, generasi ini lahir antara tahun 1980 sampai 2000.

Hidup di era milenial menjadikan setiap orang harus ikut ke dalam arus modernitas, suka atau tidaknya. Jika tidak bisa beradaptasi dengan kecanggihan teknologi, dengan sendirinya akan tertinggal di belakang. Pemuda muslim yang tergabung di dalam era ini juga harus bisa memanfaatkan momen untuk kemaslahatan umat islam.

Seorang muslim memiliki kewajiban untuk saling mengajak dan menasehati dalam kesabaran dan kebenaran, dalam kondisi apapun. Untuk mencapai tujuan ini tentu harus masuk kelingkup milenial itu sendiri. Sampaikan kepada dunia bahwa islam adalah agama yang selalu bisa mengikuti perkembangan zaman. Tetap terbuka terhadap pergaulan, berpendidikan tinggi tanpa mengenyampingkan identitas sebagai muslim. Pastinya hal ini memiliki sisi positif dan negatif. 

Melihat pesatnya informasi yang terus tersebar tanpa batas, peluang untuk menyampaikan ajaran islam sangat besar. Tanpa perlu harus bertatap muka untuk menghadiri sebuah majelis, hanya dengan kekuatan jari, semua tersedia. Sisi lainnya, pemuda juga harus berhati-hati terhadap isu-isu yang bermunculan. Tokoh terdahulu, Napoleon Bonaparte berpesan bahwa satu-satunya cara untuk memerangi generasi muslim adalah dengan perang pemikiran, menjauhkan mereka konsep keislaman.

Sepotong catatan untuk penerus peradaban. Jangan terlalu mengedepankan keterbatasan, karena dahulu kejayaan terbentang tidak dalam keadaan yang menjanjikan. Terus menunggu bukan hal yang baik, karena hal yang bermanfaat tidak perlu waktu yang tepat.

*Terinspirasi dari salah satu maudhu' munaazhoroh kemarin 

#30DWC
#30DWCJilid15
#Day13

0 komentar:

Posting Komentar

Usai dibaca, komen juga

haa hiya dzih

Foto saya
Penulis yang merupakan gadis kelahiran Bangka dan akrab disapa Yuqo ini memiliki nama lengkap Yusti Qomah. Inilah jurnal dari penulis dengan beribu mimpi, ditulis dalam segala kondisi.

Popular Posts

Recent Posts