Photo by Julian Schultz on Unsplash
|
Aku sudah hapal akan rutinitas penghuni kamar ini. Menurut
pandanganku, semua yang ia lakukan serba tidak teratur. Tidur larut malam,
bangun pun bersamaan dengan matahari yang kian meninggi. Kamar yang harusnya
nyaman, tempat ibadah sekaligus tempat istirahat, terlihat serampangan. Hal
yang direncanakan, dijanjikan, tak satupun ditunaikan tepat waktu.
Seperti malam ini, sebelum beranjak ke kasur pipih yang
sudah sangat tipis akibat kerap ditiduri, ia menyalakan alarm dari ponsel dan
jam weker. Yang aku herankan, ia sama sekali tidak terganggu dengan keadaan
tempat ini yang sangat tidak layak untuk disebut kamar. Peralatan makan
menggunung, berharap akan mendapat siraman air dalam waktu dekat. Sampah mie
instan diletakkan di mana saja sesukanya.
‘Cih! Di mana kau letakkan keimananmu sebagai seorang
muslim? Padahal di tempelan catatan dinding kau tulis kata-kata itu, bahwa
kebersihan sebagian dari iman,’ batinku kesal.
‘Lihat saja, ponsel dan jam weker itu akan terus berbunyi
sampai kelelahan, tanpa gangguan dari empunya.’ Aku sudah hapal.
Benar saja, esoknya ia bangun beberapa jam setelah alarm
sudah kehabisan akal membangunkannya.
“Ah, subuh terlewat lagi,” ucapnya tanpa merasa bersalah dengan
wajah yang masih menahan kantuk.
‘Tentu saja, tidak mengherankan. Bukan hanya subuh, setiap
waktu ibadah kau abaikan.’ Aku merutukinya.
‘Apa Tuhan-Nya tidak memperingatkan? Bukankah seharusnya
ditimpakan musibah kepadanya? Atau Tuhan juga sudah lelah memberi peringatan,
dan berujung diabaikan?’ Beginilah aku, bertanya pada diri sendiri, berbicara
dengan bayangan sendiri.
Tenang saja, dia tidak akan bisa mendengarku. Aku hanyalah
salah satu tokoh dalam nyanyian anak-anak, cicak. Tapi aku tidak seperti sang
penghuni kamar. Sebelum melahap mangsa, aku berdoa. Rasanya, aku tidak pernah
meletakkan sampah sembarangan. Aku belajar dari sini, jangan sampai selalu
ditimpakan kesenangan saat tak sedikitpun mengingat pada Yang Rahman.
#30DWC
#30DWCJilid15
#Day17
Syuka... syukaaa...
BalasHapusLanjutkan dek. Nampaknya mbk akan selalu menunggu karyamu dalam kumpulan lembaran-lembaran yang disatukan
Makasih mba sudah singgah :)
HapusAamiin mba, semoga dikasih kesempatan sampai ke tahap itu.