Photo by Yusti Qomah |
Setelah beberapa menit disibukkan dengan kakiku, hilang
sudah kram yang seakan berkonspirasi dengan kue-kue di wadah kaca tadi. Saat
hendak menggapai kotak kue, nenek menoleh ke arahku dan ibu kemudian
berpamitan. Usailah prosesi bertamu yang kutunggu-tunggu ini. Lebaran di
kampungku memang masih erat dengan tradisi bertamu antar rumah ke rumah. Rumah
kepala kampung adalah rumah yang paling diminati warga, lantaran semua jamuan mewah
yang disiapkan.
“Lain kali, kalau bertamu jangan diam saja, cicipi apapun
yang disuguhkan,” nenek memulai kultumnya. “Nanti di rumah kelaparan, padahal
sebelumnya ditawarin makan, enak pula.”
Aku sudah hapal apa perkataan selanjutnya. “Kepunan baru tau
rasa.”
Nenek memang masih sangat lekat dengan segala pernak-pernik
orang terdahulu, salah satunya kepercayaannya pada kepunan. Kepunan diartikan
sebagai sesuatu yang akan terjadi jika kita tidak mencicipi makanan yang sudah
ditawarkan. Padahal, nenek lancar mengaji, ibadah lainnya juga sering kulihat
nenek melakukannya. Hus, tidak baik menghakimi segala perbuatan nenek. Kesal
dengan ocehan nenek yang seperti kaset terus menerus diputar ulang, aku
menyibukkan diri dengan ponsel di tanganku.
Sampai di depan pintu rumah, aku langsung menerobos masuk
setelah mengucapkan salam.
“Aaah!” Sebuah
teriakan lolos dari mulutku karena tidak melihat ada tangga kecil di pintu
antara ruang makan dan ruang keluarga.
“Tuh kan bener, kepunan.” Sahutan nenek semakin menambah
rasa sakit di kakiku setelah menabrak undakan tangga.
“Lain kali, jangan nyibukin diri, pura-pura ga denger
omongan orang tua,” ibu tersenyum melihatku yang semakin kesal.
Ya, nyatanya memang tidak sopan melakukan hal lain saat
orang yang lebih tua sedang berbicara dengan kita. Apalagi ditambah dengan
ungkapan kekesalan yang seolah-olah menjelekkan orang tersebut, walau tidak
diutarakan. Perilaku yang kurang tepat tidak akan berubah menjadi baik dengan
sikap acuh tak acuh dan ujaran kekesalan dari dalam hati.
#30DWC #30DWCJilid15 #Day4
#30DWC #30DWCJilid15 #Day4
0 komentar:
Posting Komentar
Usai dibaca, komen juga