Rabu, 03 Mei 2017



Photo by Louis Hansel on Unsplash
Syukurlah, semangat ini masih ada dan semoga tetap ada. Lingkaran ajaib itu telah mengembalikan semangatku. Aku semangat untuk beribadah, semangat masak, semangat makan, semangat karena sebentar lagi bertemu bulan ramadhan setelah lama tidak bersua, membayangkan menu sahur apa yang membuat energi bertahan lama di musim semester pendek di kampusku.

Kosanku bukan berarti syurgaku, bukan berarti segalanya. Karena kosan untukku hanyalah tempat tidur malam hari, ngutak-ngatik laptop di malam hari, nyoret-nyoret di malam hari, ibadah malam hari, dan semua yang berbau malam hari. Karena aku tak kalah sibuk dengan pencari nafkah di luar sana. Aku seorang pencari ilmu yang pergi pagi pulang malam yang tidak hanya untuk sebuah gelar tentunya.

Balon-balon yang bergelantungan di dek kamar menambah meriah suasana. Pemiliknya tak merasa terganggu dengan kemeriahan itu, lain halnya denganku. Keluhan-keluhan yang keluar dari pemilik balon itu pun menambah lebih meriahnya suasana. Bukankah ada lebih baik dari pada tidak? Tapi itu tidak berlaku bagi pemilik balon ini, sinyal internet yang tak bersahabat membuatnya kesal, dengan aku di salah satu sudut kamar yang lebih kesal. Aku yang tidak punya kuota sama sekali tidak bisa mengharapkan sejauh itu, sedikit sinyal internet pun tidak akan muncul tanpa kuota. Hari ini, satu pelajaran yang aku dapat, tidak ada sinyal karena ada kuota lebih buruk dari tidak ada kuota sama sekali.

2 komentar:

Usai dibaca, komen juga

haa hiya dzih

Foto saya
Penulis yang merupakan gadis kelahiran Bangka dan akrab disapa Yuqo ini memiliki nama lengkap Yusti Qomah. Inilah jurnal dari penulis dengan beribu mimpi, ditulis dalam segala kondisi.

Popular Posts

Recent Posts