Hitam hari itu
Menitikkan kobaran untuk bersatu
Mengecap seulas paksa tanpa rasa
Tapi hitam tidaklah kelam
Merah hari itu
Perlahan mengikis gelap dalam telapak musuh
Amarah melesak memuntahkan gairah
Bidak kecil tumpah dalam pekatnya merah
Sang raja terjaga menatap masa
Keyakinan tetap menghadang asingnya keraguan
Menjajaki hitam dan merah dengan persatuan
Karena hitam tidak selalu suram
Karena merah bukanlah bentangan darah
Merah putih menjadikannya terang
Dan bidak kecil bukanlah papan perang
*lupa waktu dan tempat penulisan
Rabu, 31 Januari 2018
10.01
Yusti Qomah
Puisi
No comments
Related Posts:
PUISI: Pejuang Menghadang PerangHitam hari itu Menitikkan kobaran untuk bersatu Mengecap seulas paksa tanpa rasa Tapi hitam tidaklah kelam Merah hari itu Perlahan mengikis gelap dalam telapak musuh Amarah melesak memuntahkan gairah Bidak kecil tumpah dalam… Read More
Sabda SerambiKita memulai Dari hari-hari yang merapat Dari huruf-huruf yang diterbangkan Dari malam yang hendak susut Kita tiba Mata saling bertanya Ada di mana kita? Ada yang menjawab Inilah serambi mekah Mereka bercerita Ada keagungan… Read More
Titik Balik "Museum Tsunami" by YuQo Kata yang memanggil lantang Tak juga kuasa menyuruh pulang Sejenak singgah lewat pendengaran Lalu hilang dalam remang Deretan kisah perlahan terlupakan Membaluti setiap keluhan Dari bisik yang tak… Read More
Kucing di Lorong Sunyi Photo by Yusti Qomah Dari balik jeruji besi Masih terjaga dua kucing dari lorong sunyi Menunggu beduk berbunyi Menunggu induk menyinggahi Tenang kawan, terali tak kukunci mati Kau masih bisa sembunyi-sembunyi Meraup sisa … Read More
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Usai dibaca, komen juga